Motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai dengan dorongan yang berasal dari diri seseorang untuk mencapai tujuan. Dorongan yang disebabkan adanya kebutuhan untuk berprestsi dalam hidup menjadikan individu memiliki usaha dan keinginan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi.
Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi memiliki pengaruh yang penting. Motivasi yang dimiliki peserta didik sangat berperan dalam kemajuan dan prestasi belajar mereka. Peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi berkemungkinan akan berhasil dalam proses pembelajarannya karena mereka akan selalu berusaha untuk lebih baik dan selalu ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam lingkungannya. Sedangkan peserta didik yang tidak memiliki motivasi tidak akan menunjukan kesungguhannya dalam belajar, sehingga hasil belajar yang merekaa peroleh juga tidak akan memuaskan.
Peserta didik yang memiliki motivasi yang tinggi akan terlihat dari sikap disiplin mereka dalam proses pembelajaran, keaktifan mereka di dalam kelas, ketekunan dan sikap mereka yang tidak mudah menyerah meskipun dalam kesulitan. Menurut Uno (2008), “Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku”.
Motivasi yang tepat akan sangat mendukung semangat belajar dan mendorong peserta didik untuk dapat mencapai dengan baik dan maksimal. Oleh karena itu penguatan motivasi belajar pada peserta didik harus dilakukan terus menerus dalam pembelajaran. Motivasi dapat menjadi tenaga pendorong peserta didik untuk memaksimalkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya dalam mewujudkan tujuan belajar.
Prakarya merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaann (Kemendikbud), prakarya merupakan ilmu terapan yang mengaplikasikan berbgaai bidang ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah praktis secara langsung yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Tujuan dari mata pelajaran prakarya adalah mengembangkan keterampilan dan sikap percaya diri pada peserta didik melalui produk yang dihasilkan sendiri dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dilingkungan sekitar.
Pembelajaran Prakarya memberikan peluang bagi peserta didik dalam pengembangan kreativitas mereka melalui keterampilan tangan dan pengalaman nyata. Menurut Hurlock (2005), “Kreativitas adalah kemmpun untuk menghasilakn komposisi, produk atau gagasan apa saja yang ada pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya”. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah waktu, kesempatn menyendiri, dorongan, sarana, lingkungan, hubungan dengan orang tua, cara mendidik anak dan pengetahun. Ciri-ciri kreativitas antara lain: bebas dalam berfikir dan bertindak, adanya inisiatif menurmbuhkan rasa ingin tahu, percaya pada diri sendiri, mempunyai daya imajinatif yang baik. Dalam proses pembelajaran, kreativitas dapat dimaknai sebagai wahana pembentukan kepribadian peserta didik yang diarahkan pada daya cipta, ide kreatif, serta perubahan tingkah laku. Dan peserta didik dapat menuangkan segala ide-ide kreatifnya dalam proses pembelajaran.
Namun, untuk meraih potensi penuh dari mata pelajaran Prakarya, membangkitkan motivasi peserta didik menjadi hal yang penting. Berikut adalah sejumlah strategi untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran Prakarya:
Pertama, konten dan proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan lebih termotivasi jika mereka melihat keterkaitan antara pembelajaran Prakarya dengan kehidupan sehari-hari. dengan mengkaitkan konsep dan proyek pada pengalaman pribadi mereka dapat memicu ketertarikan dan motivasi mereka untuk belajar lebih dalam.
Kedua, kebebasan untuk berekspresi. Dengan memberikan peserta didik kebebasan untuk mengekspresikan ide dan kreativitas mereka dalam proyek Prakarya dapat menjadi pendorong motivasi yang kuat. Ini menciptakan rasa kepemilikan terhadap produk mereka sendiri dan meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap pembelajaran.
Ketiga, kolaborasi. Mendorong kolaborasi antar peserta didik dalam proyek Prakarya dan memberikan kesempatan untuk presentasi dapat meningkatkan motivasi. Peserta didik dapat merasakan dampak positif dari kontribusi mereka dan mendapatkan apresiasi dari peserta didik yang lain.
Keempat, penerapan model pembelajaran aktif. Model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, seperti pembelajaran berbasis proyek atau diskusi kelompok, dapat meningkatkan motivasi.
Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya menantang intelektual peserta didik, tetapi juga memberikan rasa pencapaian yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik.
Kelima, menyajikan tantangan yang menarik. Menghadirkan proyek-proyek atau tantangan yang menantang dapat meningkatkan motivasi peserta didik. Tantangan memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi ide kreatif mereka dan menciptakan solusi inovatif.
Keenam, penggunaan teknologi dan media visual. Integrasi teknologi dan media visual dalam pembelajaran Prakarya dapat meningkatkan daya tarik peserta didik. Penggunaan video, animasi atau aplikasi desain dapat membantu memvisualisasikan yang konsep-konsep abstrak dan mendorong peserta didik untuk terlibat lebih dalam pada kegiatan pembelajaran.
Ketujuh, umpan balik positif dan konstruktif. Memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif dapat memotivasi peserta didik untuk terus meningkatkan kreativitas mereka. Pujian atas usaha dan kemajuan mereka dapat membangun rasa percaya diri dan meningkatkan semangat belajar.
Kedelapan, pengakuan atas kreativitas dan prestasi. Memberikan pengakuan atas kreativitas dan prestasi peserta didik dalam pembelajaran Prakarya dapat menjadi pendorong motivasi. Ini bisa berupa pameran hasil karya, penugasan khusus, atau apresiasi dalam bentuk lainnya.
Mengintegrasikan strategi ini dalam pembelajaran Prakarya bukan hanya tentang memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga tentang membentuk mindset kreatif dan motivasi yang berkelanjutan. Dengan memotivasi peserta didik secara efektif, mata pelajaran Prakarya dapat menjadi landasan untuk menumbuhkan generasi yang inovatif dan berpikiran kreatif.
Purbalingga, 1 Agustus 2022
Maharani Rahayuning Utami, S.Pd.
0 Komentar